Pandangan Kedua

Unknown

Coretan

Friday, February 21, 2014

136 Komentar

Assalamualaikum wr.wb.
Selamat pagi sahabat :) Apa kabar? Semoga baik-baik saja ya.
Oke, kali ini saya mau nge-share postingan pertama saya. Ini hanya coretan-coretan sederhana saja sih. Sebaiknya Anda jangan membaca ya wkwkwkwk.

Cerita ini hanya karangan fiktif belaka, mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh, tempat, ataupun peristiwa, dll. Selamat membaca :)

Kenangan-kenangan dimasa putih biru emang susah buat dilupain. Masa-masa itu pertama kali aku mengenal apa yang namanya cinta (ciyeeee:D). Mungkin ketika kita duduk dibangku SD sedikit malu-malu untuk mengenal cinta dan ingin melampiaskannya dimasa SMP. Dari yang awalnya curi-curi pandang, saling memberi senyuman, sekedar menyapa, atau mungkin langsung kenalan sambil minta nomor hpnya, adalah senjata ampuh seorang cowo untuk hanya sekedar kenal ataupun dijadiin pacar.

Awalnya aku tidak tertarik akan semua hal itu. Dalam benak hanya terpikir untuk terus belajar,belajar, dan belajar. Namun prinsip yang telah lama aku pegang itu, berubah ketika hadirnya seorang perempuan yang alim, lucu, pintar, dan selalu memakai hijab sebagai ciri khasnya, “merampok” hatiku. Pertemuanku dengannya tidak seindah seperti di ftv-ftv gitu.

Waktu itu tak sengaja ku melihatnya. Awalnya sih biasa saja. Namun, setelah pandangan kedua hatiku menyerah kepadanya. Aku pun heran, kata orang ketika pandangan pertama itu biasanya akan tumbuh benih-benih rasa cinta. Yang aku alami ini sungguh berbeda. Yups, rasa itu datang pada pandangan kedua.

Entah mengapa hatiku begitu terkagum-kagum padanya. Ketika memandangnya, jantungku berdegup kencang seperti genderang yang mau perang (kaya lagu aja :D). Ketika pandangan kedua ini, dia tidak tersenyum dan mengacuhkan pandanganku itu. Aku tak kecewa dan hatiku semakin yakin bahwa dia perempuan yang selama ini aku cari.

Ketika asyik-asyiknya memandang perempuan itu, tiba-tiba ada suara yang tidak enak untuk didengar.

“Heh kampret, biasa aja kali mandangin si Anna. Hati-hati lho kalo kelamaan kaya gitu loe bisa nosebleed hahah.” Ternyata suara aneh itu berasal dari mulut si Joy.

Joy adalah sohib alias sahabat dekatku, tingkahnya agak-agak sengklek gitu sih. Saking keasyikan mandangin dia sampai-sampai aku lupa kalau snack yang sedang aku makan habis tak berjejak oleh si Joy. Kam to the preeeeeettttttttt.......

Oh iya, ngomong-ngomong perempuan itu bernama Anna. Menurut info dari temannya yang kebetulan satu kelas denganku, nama itu adalah nama dari singkatan nama lengkapnya, kampretnya lagi temennya itu ga ngasih tau nama lengkapnya.

[teeeeeeeeeeeeeeeet.......]
Bel tanda istirahat pun berbunyi. Isi perut pun terkuras oleh pelajaran Ipa tadi. Tanpa berpikir panjang aku pun langsung tancap gas go to kantin.

“Kampret....Masih kepikiran aja nih gue. Kira-kira siapa ya nama si Anna yang sebenernya? Gimana cara nyari taunya ya? Tanyain langsung ke dia sih masih malu.”

“Gue punya ide nih, gimana kalo kita ke ruang TU aja. Disana kan ada daftar absen setiap kelas, kita minta aja, pura-puranya disuruh sama guru kek.” Ujar Joy.

“Ga sia-sia ya orang tua loe nyekolahin loe, otak loe encer juga ya joy.”Jawabku sambil menepuk-nepuk pundaknya.

“Gue gitu lhooo...” Kata joy.

Sesampainya di ruang TU, kami berdua kebingungan. Padahal minta secara baik-baik juga ga bakalan kenapa-kenapa sih. Cuman, waktu itu kan kami baru satu minggu mengalami masa Putih Biru. Dengan rasa malu, kami berdua pun kompak mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

“Assalamualaikum wr.wb” Kompak.

“Waalaikumsalam wr.wb. Silahkan masuk de.” Jawab Ibu pengurus TU.

“Ada keperluan apa de?”

“Begini Bu, kami berdua disuruh sama Bu Santi buat minta absen kelas VII D di TU.” Jawab Joy.

“Lho kok....? Bu Santi hari ini kan ga ada jadwal mengajar. Kalian berdua berbohong ya? Kalian belum lama di sekolah ini sudah berani-berani berbohong begitu.” Ucap Ibu Pengurus TU itu dengan sedikit nada tinggi.

“ka...ka...ka...mmm...iii tttt...ti..dakkk.. ber...boho......” Ucapan kami yang terbata-bata pun dipotong oleh Ibu itu.

“Awas saja kalian akan Ibu laporkan ke guru BK disini” Ibu itu memotong perkataan kami itu.

Tanpa pikir panjang, kami pun langsung kabur tanpa menghiraukan perkataan Ibu itu. Kelakuan kami itu sebenernya engga sopan. Namanya anak kecil sih (kelas VII masih terbilang anak kecil lah :3) ga tau sopan santun dan mudah ditakut-takuti.

Kami pun berlari sekencang motor si Valentino Rossi, kira-kira 200 Km/jam deh. Eh sialnya kami malah tidak memperhatikan jalan di depan dan sontak kami pun menabrak seorang kakak kelas. Betapa kaget dan takutnya kami waktu itu. Tapi, ternyata kakak kelas itu pun hanya tersenyum dan sepertinya aku mengenalnya. Setelah kuingat-ingat ternyata dia adalah kakak kelasku waktu di SD dulu. Namanya Yosep. Dia pun masih mengenalku. Waktu dulu kita akrab banget, namun ketika dia sudah duduk di bangku menengah pertama jadi jarang main.

“Eh...gapapa kan de?” Dia bilang dengan lembut.

“Eh ka Yosep, maaf ya kak kami berdua tidak sengaja. Sekali lagi maaf ya kak.”

“Alah, santai aja kali de. Ngomong-ngomong kalian kenapa? Kaya yang lagi dikejar sama anjing aja wkwkwkwk.”

“Ini lebih serem dari anjing lho kak. Tadi kita pura-pura disuruh sama Bu Sinta buat minta absen kelas VII D. Sialnya, Bu Sinta ga masuk hari ini dan kami pun ketahuan berbohong sama si Ibu Pengurus TU. Karena kita ketakutan dan panik, kami pun langsung ngabret aja kak.” Jawab si Joy so SKSD banget sama kak Yosep.

“Eh kamu sembarangan aja bilang kalo Ibu Pengurus TU itu lebih serem dari anjing, ga sopan banget kamu!”

“Ya maaf kak, keceplosan.”Ucap Joy agak murung.

“Yasudah kakak maafin kamu. Ngomong-ngomong kamu mau ngapain minta absen kelas VII D? Di seragam kamu kan tertera kelas VII C?”

“Gini kak. Aku itu kan suka sama seorang cewe nih. Namanya Anna. Tapi kata temennya, Anna itu hanya inisial dari nama lengkapnya aja. Nah, aku penasaran kak pengen tau banget namanya. Sumpah kak, ini pertama kalinya aku tergila-gila sama cewe.” Jawabku sekalian curhat wkwkwk.

“Anna? Mmmm....kakak tau kok nama lengkapnya.”

“Yang bener kak? Ah kakak pasti boong deh. Aku kan tau banget kelakuan kakak kaya gimana.” Kataku sambil sedikit tidak percaya.

“Terserah kamu deh de. Asal kamu tau aja ya, si Anna itu sepupu jauh kaka dari Bandung. Ayahnya ditugaskan di Cianjur dan akhirnya dia pun ikut dengan orang tuanya pindah ke Cianjur. Rumahnya pun deket sama kakak kok de.” Kak Yosep.

“Yang bener kak? Tapi kok, aku jarang liat dia ya. Aku kan sering banget lewat rumah kakak. Pasti rumah dia yang berwarna hijau kan kak?” Kataku.

“Bener de. Yups, kamu benar. Ya ga bakalan liat lah, dia itu jarang keluar rumah, dia sibuk membaca komik kesukaannya.”

“Waw....kasih tau dong nama lengkapnya kak, pelisssssssss?!”

“Kasih tau ga yaaaaa???? Haha. Namanya Adinda Nabila Nur Aisyah.”Jawab kak Yosep.

“Waw...wow...omg....namanya cantik banget ya kaya orangnya hehehe. Makasih ya kak, bilangin ke Anna ada salam dari aku ka hahaha.” Kataku agak malu-malu kucing.

“Oke deh de. Tapi, jangan lupa ya ongkos nyampein salamnya gapapa mie ayam si ibi aja ya 2 mangkok cukup hahaha.”

“Siap kakak.....” Ujarku sambil memberi hormat ala tentara padanya.

Bersambung............